Long Trip East Java (PART II)

Yuhuuu..... i want to continue my story! hehe.. but in this part i want to use two languages. Biar lebih afdol gitu. hehe. Nah, pada kelajutan dari cerita sebelumnya yang berlokasi di bromo kali ini perjalanan kami berlanjut ke Sempu Island. Where is it? In Sumbermanjing, South Malang. In Sempu Island nothing house, people, hosss.. just animal and friends. Wow.. Pulau Sempu termasuk cagar alam yang dilindungi. Tapi kok kami bisa masuk dan berkemah 3 hari 2 malam? Nah loh.. awalnya saya sendiri tidak mengetahui secara jelas mekanisme nya, hanya googling dan liat di youtube dengan medan yang harus di tempuh. Just that! Tapi sebelumnya saya mau cerita dulu nih perjalanan dari bromo ke Pulau Sempu gimana. ^^
Trip to the island of Bromo Sempu very very very long. We chek out of the inn at 06.00am. And we went to the terminal Probolinggo with ELF vehicle. The journey to the terminal need 1-2 hours. And continued to ride the "Bus Kota", Probolinggo - Arjosari with nearly 3 hour long trip at a cost of 12K rupiah. We stopped at Arjosari lunch and then went on to hire public transportation to get to Pasar Turen. And then, perjalanan kami belum selesai loh ... diperjalanan angkotnya mogok karena nggak kuat menanjak. There's 1 more trip though. We hired him with public transportation are all acquaintances for the next vehicle, the vehicle ELF. So the location of public transportation strike the driver asked for his help to pick the side of the road before Pasar Turen. For the price it 13ribu ride public transportation per person. And rental ELF only 15K rupiah per person up to Sendang Biru. Do you know? It turns out the car broke down traveling from location to Sendang Biru nearly took about 3.5 hours. We arrived at the Sendang Biru at 4 pm. :')

on the way nyebrang ke Pulau Sempu
Setau saya, untuk menyebrang Pulau Sempu tidak diperbolehkan lewat dari jam 4sore, ya balik lagi ke cerita awal, karena Pulau Sempu hanya ada kehidupan para binatang dan kawan-kawannya. Manusia harus berjalan penuh untuk mencapai ke Segar Anakan. Tapi kenyataannya kami boleh mengurus perizinan masuk ke Pulau Sempu setelah lewat dari jam yang ditentukan. Suasana sore itu gerimis. Tapi kami memang sudah siap membawa Jas ujan ponco untuk jaga-jaga. Dan sore itu juga kami menyebrang ke Pulau Sempu sekitar 5 - 10 menit saja, karena lokasinya sangat dekat dari Sendang Biru alias keliatan di depan mata dari tempat berdiri. Nah, karena alasannya sudah sore, kami harus membayar kapal lebih mahal, yang harusnya 100K menjadi 150K. Sarannya nih kalo mau trekking ke Pulau ini gunakan jasa guide, apalagi kalo trekking sore. Medan yang kami tempuh tak disangka-sangka sangat berat. Karena situasinya becek, berlumpur, sore menjelang malam, butuh senter, lelah, lapar, dan masih banyak lagi. Dan dari kami 13 yang ikut mungkin 100% ini pengalaman pertama kami trekking malam. 
SAAAANNNNGGGGGGGAAAAAAATTTTT........  EMEJING! 
Kata orang-orang sih butuh 2jam buat trekking hingga sampai ke Segar Anakan. Kami start sekitar pukul 5.25pm dari Tepi pantai Pulau Sempu dan sampai ke Segar Anakan pukul 0.32am, hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013.. Luar biasa yah.. Sepanjang jalan saya balet, alias kepeleset terus karna sepatu yang saya sewa di penyewaan Sendang Biru ternyata longgar, bisa dibanyangkan betapa tidak nyamannya menggunakan sepatu yang longgar di lumpur? Kenapa longgar? Awalnya sepatu tersebut pas di gunakan, tapi? karena efek lumpur, sepatu tersebut jadi longgar, sepatu yang terbuat dari bahan karet. Sedih banget deh pokonya. Dan gak cuman lumpur aja, kita juga harus mengarungi tebing dini hari yang terjal, membawa keril, sedikit penerangan. Sepanjang jalan itu pemandangannya horror banget. Liat ke langit-langit banyak pohon, perasaan kaya banyak ngeliatin banyak putih-putih ngegantung di pohon. Entah kami nggak peduli, saat itu kondisinya cuman satu.. lelah dan ingin lekas sampai. Persediaan minum yang kami bawa pun dengan cepat habis, air..... air.... kamu bawa aqua yang ukuran besar, masing-masing orang wajib membawa 3botol. Bisa dibayangkan dong beratnya kaya apa? belum lagi tenda, pasak, terpal, dan perlengkapan masing-masing. Karena di Segar Anakan tidak ada air tawar, hanya air laut saja. Guide kami pun terlihat putus asa, entah apa yang terjadi padanya. Hanya saja seperti binggung. Dan rintangan yang paling berat menuju Segar Anakan adalah berjalan melewati pinggir tebing yang belumpur. Saya berjalan dituntun oleh teman saya karena sepatu saya yang longgar. Kami berjalan berpegangan dengan akar-akar yang tumbuh didinding tebing, berjalan setengah miring karena membawa beban tas, dan sampai akhir nya kami sampai....

INDAH SEKALI... berlari menuju tepi pantai mempersihkan kaki, tangan, dan muka yang penuh lumpur. Oh My God, indah banget ketika saya merebahkan badan di atas pasir dengan pemandangan langit yang bertabur bintang serta ditemani bulan yang terang, sungguh menawan. Indahnya kuasa Tuhan. :')

Dan kami tidak salah memilih hari, kami sampai pada malam minggu.. yuhuu.. banyak yang kemping di sini. Awalnya kami ketakutan soal penentuan hari, takut nggak ada barengan. Setelah itu kami lekas mendirikan 2 tenda dan segera istirahat, karena raga sangat lelah.
Ketika pagi tiba.. padahal rasa lapar itu menggebu-gebu.. kami hanya makan biskuit dan roti yang kami bawa dan melihat pantai yang indah kami langsung cuuuus. Selama disini bekal yang kami bawa makanan kering, beras, teri kacang, roti, biskuit, susu kental manis, kornet kronas (digadoin), sambel terasi, indomie kari ayam (sampe trauma makan ini), segala bir juga dibawa, dan masih banyak lagi deh. Entah kami tuh mau piknik atau apa ya namanya, makanan yang kami bawa over sekali, jadi dibagi-bagiin deh sama orang-orang yang lagi kemping disana. :D
 

pagi 
pagi - siang


By the way, ngerti kan kalo di sini gak ada rumah penduduk berarti ngerti juga kan kalo disini gak ada toilet, gak ada listrik, gak ada dapur? Nah itu sih udaha prepare dulu, jangan lupa power bank, tissue basah buat cebok hehe, peralatan masak (nesting) / parafin / spirtus, sleeping bag (tapi saya gak bawa sih). Oiya kalo pagi-siang monyet disini pada turun ke bawah mencari makan, jadi kalo perlu bawa gembok kecil buat kunci tenda, soalnya monyet disini pintar-pintar hehe. 

tenda kami ada 2, dan ini sewa
dari atas segar anakan 
tepi luar segar anakan, laut lepas samudra hindia


SAMUDRA HINDIA
tepi luar segar anakan, laut lepas samudra hindia, keren ya \m/
we \m/

korban dekil, rambut kusut campur pasir, kurang asupan
makan enak & kulit terbakar. 
Hari Minggu para penghuni kemping banyak yang pulang, akhirnya tenda yang tersisa hanya tinggal 3 rombongan saja. Cukup hening dan seru, seakan ini pulau punya sendiri aja tuh. hehe. Kami pulang hari Senin pagi dan kamu tau nggak? hanya butuh 2 jam saja kami trekking pulang. Karena medan yang ditempuh kering. hoho... dan kami dijemput kembali dengan perahu yang kemarin itu.. Oiya 150K itu udah ongkos pergi pulang untuk biaya sewa satu kapal ya. Di sini saya irit baju, jadi gak heran bajunya cuman ituitu aja. :3

nunggu jumputan kapal untuk balik ke sendang biru
Kesan saya ke Pulau Sempu sangat menarik. Cuman akan lebih menarik lagi kalau kamu nggak ke Pulau ini. Ekosistem disini masih sangat bagus, saya hampir terkena gigitan kelabang yang gede nya naujubilah, persis kaya yang diliat di National Geograhic. Dan konon katanya disini macan tutul, ular sanja dan geng nya mereka masih ada disini. Tapi saya cuman liat monyet aja tuh sama kelabang super. hehe. 
Saya denger sih udah ada kampanye untuk mengajak orang-orang tidak ke pulau ini, itu bagus, saya setuju dengan hal itu karena terakhir saya kesini sampahnya banyak banget. Mereka lupa bawa pulang sampah setelah berkemah. Dan lebih baik lagi kalau ada kampanye yang mengajak anak muda untuk "Kerja Bakti di Pulau Sempu". Buat kamu yang baca tulisan saya coba tuh dipikirkan lagi. Mungkin bisa jadi ide anda. Katanya sih Cagar Alam, cuman mengurus perizinan masuk sangat mudah dan cepat. Polisi hutannya kemana atuh? Sayang banget kan, Pulau tak berdosa ini kotor gitu aja. (^o^)

Komentar